Skala prioritas dalam do'a
Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda,
الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ
“Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)
Rasulullah shalallahu alaihi wasalam juga bersabda,
إِنَّ الدُّعَاءَ يَنْفَعُ مِمَّا نَزَلَ وَمِمَّا لَمْ يَنْزِلْ فَعَلَيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ بِالدُّعَاءِ
“Sesungguhnya doa itu bermanfaat (memberi kebaikan) untuk yang sudah terjadi dan yang belum terjadi. Karena itu, perbanyaklah berdoa, wahai hamba Allah…” (HR. Ahmad, at-Turmudzi dan diHasankan al-Albani)
Pembaca Sekalian, Allah ta’ala memerintahkan kita untuk berdoa,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ
“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang sombong tidak mau menyembah-Ku akan masuk Neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (QS. ghafir: 60)
Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apa perkara penting yang hendaknya diminta oleh seorang Muslim kepada Allah di pagi dan malam hari? Doa apa sajakah yang hendaknya dipanjatkan oleh seorang muslim terus-menerus kepada Tuhan-Nya di malam dan siang?
Jawabannya adalah: Segala yang dibutuhkan di dalam perkara agama dan dunianya.
Lalu apa saja perkara penting dan agung yang di dalamnya terkandung kebahagiaan dunia dan akhirat yang hendaknya senantiasa diminta oleh seorang hamba kepada Allah?
Perkara Pertama: Hidayah
Hendaknya seorang muslim meminta hidayah (petunjuk) kepada Allah menuju jalan yang lurus. Karena hidayah itu ada di tangan Allah azza wa jalla.
Allah ta’ala berfirman,
مَنْ يَّهْدِ اللّٰهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهٗ وَلِيًّا مُّرْشِدًا
“Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa disesatkan-Nya, maka engkau tidak akan mendapatkan seorang penolong yang dapat memberi petunjuk kepadanya.” (QS. Al-Kahfi: 17)
Dalam hadits qudsi Allah ta’ala berfirman,
يَا عِبَادِي كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُوْنِي أَهْدِكُمْ
“Wahai hamba-hamba-Ku, kalian semua sesat, kecuali orang yang Aku beri petunjuk, maka mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepada kalian.” (HR. Muslim)
Allah juga memerintahkan kita untuk meminta petunjuk menuju jalan yang lurus di setiap rakaat shalat kita baik yang wajib maupun sunnah. Yaitu ucapan firman Allah ta’ala,
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ ۙ
“Tunjukilah kami jalan yang lurus.” (QS. Al-Fatihah: 6)
Di antara doa yang dipanjatkan oleh Nabi,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
“Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, keterjagaan, dan kekayaan” (HR. Muslim, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan yang lainnya).
Perkara Ke-2: Ampunan
Hendaknya seorang muslim juga memohon ampunan kepada Allah dari dosa-dosa yang dilakukannya. Karena Allahlah satu-satunya Dzat yang maha mengampuni dosa seluruhnya bagi siapa yang bertobat.
Allah ta’ala berfirman,
وَاِنِّي لَغَفَّارٌ لِّمَنْ تَابَ وَاٰمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدٰى
“Dan sungguh, Aku Maha Pengampun bagi yang bertobat, beriman dan berbuat kebajikan, kemudian tetap dalam petunjuk.” (QS. Thoha: 82)
Allah ta’ala juga berfirman,
وَمَنْ يَّعْمَلْ سُوْۤءًا اَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهٗ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللّٰهَ يَجِدِ اللّٰهَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا
“Dan barangsiapa berbuat kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian dia memohon ampunan kepada Allah, niscaya dia akan mendapatkan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa: 110)
Dalam hadits qudsi Allah ta’ala berfirman,
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ مَا دَعَوْتَنِي وَرَجَوْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ عَلَى مَا كَانَ فِيكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ لَوْ بَلَغَتْ ذُنُوبُكَ عَنَانَ السَّمَاءِ ثُمَّ اسْتَغْفَرْتَنِي غَفَرْتُ لَكَ وَلَا أُبَالِي يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِي بِقُرَابِ الْأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِي لَا تُشْرِكُ بِي شَيْئًا لَأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً .
“Wahai anak Adam! Sungguh selama engkau berdoa kapada-Ku dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku ampuni semua dosa yang ada pada engkau, dan Aku tidak peduli. Wahai, anak Adam! Seandainya dosa-dosamu sampai setinggi awan di langit, kemudian engkau memohon ampunan kepada-Ku, niscaya Aku ampuni dan Aku tidak peduli. Wahai, anak Adam! Seandainya engkau menemui-Ku dengan membawa kesalahan sepenuh bumi, kemudian menemui-Ku dalam keadaan tidak mempersekutukan Aku sedikit pun, tentulah Aku akan memberikan pengampunan sepenuh bumi’.” (HR. at-Tirmidzi)
Di antara doa yang sering dipanjatkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasalam sebelum beliau bangkit dalam sebuah majlis, dihitung sebanyak seratus kali Rasulullah shalallahu alaihi wasalam mengucapkan,
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ
“Wahai, Rabbku! Ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau Maha penerima taubat lagi Maha pengampun.”(HR Ahmad dalam Musnad-nya 2/21, Abu Dawud dan at-Tirmidzi, dan dishahihkan Syaikh al-Albâni dalam Silsilah al-Ahâdits al-Shahîhah)
Perkara Ke-3: Meminta Surga
Perkara selanjutnya yang hendaknya diminta oleh seorang muslim kepada Allah adalah meminta Surga dan dijauhkan dari Neraka. Karena Allah ta’ala berfirman,
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَاُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
“Barangsiapa dijauhkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan.” (QS. Ali Imron: 185)
Rasulullah shalallahu alaihi wasalam bersabda,
مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الْجَنَّةَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، قَالَتِ الْجَنَّةُ: اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ اسْتَجَارَ مِنَ النَّارِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، قَالَتِ النَّارُ: اللَّهُمَّ أَجِرْهُ مِنَ النَّارِ
”Siapa yang meminta Surga 3 kali, maka Surga akan berkata: ’Ya Allah, masukkanlah dia ke dalam Surga.’ Dan siapa yang memohon perlindungan dari Neraka 3 kali, maka Neraka akan berkata: ’Ya Allah, lindungilah dia dari Neraka.” (HR. Ahmad, Nasai, Turmudzi dan yang lainnya. Hadis ini dinilai hasan oleh Syuaib al-Arnauth dan dinilai shahih oleh al-Albani).
Doa yang dipanjatkan oleh Rasulullah shalallahu alaihi wasalam adalah,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا قَرَّبَ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ أَوْ عَمَلٍ
“Aku memohon Surga kepada-Mu dan segala perkataan dan perbuatan yang mendekatkan kepadanya. Aku berlindung kepada-Mu dari Neraka dan segala perkataan dan perbuatan yang mendekatkan kepadanya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah, dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
Perkara Ke-4: Keselamatan Dunia dan Akhirat
Berikutnya, hendaknya seorang muslim meminta pemaafan dan keselamatan di dunia dan akhirat
عن أبي الفضل العباس بن عبد المطلب -رضي الله عنه- قال: قلتُ: يا رسول الله عَلِّمْنِي شيئا أسأله الله -تعالى-، قال: «سَلُوا اللهَ َالعافية» فمكثتُ أياما،ً ثم جِئْتُ فقلتُ: يا رسول الله علمني شيئا أسأله الله -تعالى-، قال لي: «يا عباس، يا عَم رسول الله، سَلُوا الله العافية في الدنيا والآخرة».
Dari Abu al-Fadhl al-Abbas bin Abdul Mutthalib Radhiallahu anhu, ia berkata: Aku berkata, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepadaku sesuatu yang aku minta kepada Allah ta’ala”. Beliau menjawab,“Mintalah keselamatan kepada Allah.” Lalu aku tinggal selama beberapa hari, kemudian menemui beliau lagi, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah aku sesuatu yang aku minta kepada Allah ta’ala-.” Beliau berkata kepadaku, “Wahai Abbas, wahai paman Rasulullah, mintalah keselamatan kepada Allah di dunia dan akhirat.” (HR. at-Tirmidzi dan Ahmad)
Nabi shalallahu alaihi wasalam sering berdoa,
اللهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةَ, اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ…
“Ya Allah, sesungguhnya aku betul-betul memohon kepada-Mu maaf, dan ‘afiyat di dunia dan akhirat. Ya Allah, sesungguhnya aku betul-betul memohon kepada-Mu maaf dan ‘afiyat pada agamaku, keluargaku dan hartaku…” (HR. Abu Dawud dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abi Daud)
Perkara Ke-5: Ketetapan di Dalam Agama Islam
Hendaknya seorang muslim tak lupa untuk meminta kepada Allah agar diberikan ketetapan di dalam agama Islam.
Di antara doa Nabi shalallahu alaihi wasalam adalah,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.” (HR. At-Tirmidzi, Imam Ahmad dan Al-Hakim. Lihat Shahih Sunan At-Tirmidzi).
Do’a ini merupakan doa yang paling sering dipanjatkan oleh Nabi shalallahu alaihi wasalam
Juga doa beliau shalallahu alaihi wasalam,
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا عَلَى طَاعَتِكَ
“Ya Allah, Yang membolak-balik hati, palingkanlah hati kami menuju ketaatan kepada-Mu” (HR. Muslim)
Perkara Ke-6: Meminta Diberikan Nikmat
Seorang muslim hendaknya meminta agar Allah terus memberikan nikmat dan berlindung dari hilangnya kenikmatan.
Di antara doa yang diucapkan Rasulullah shalallahu alaihi wasalam adalah,
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ
“Ya Allah ya Tuhanku, perbaikilah bagiku agamaku sebagai benteng (ishmah) urusanku; perbaikilah bagiku duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah bagiku akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah ya Allah kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan!” (HR. Muslim).
Perkara Ke-7: Ilmu yang Bermanfaat
Bagi seorang muslim hendaknya senantiasa meminta kepada Allah ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang senantiasa diterima.
Doa Rasululah shalallahu alaihi wasalam ketika selesai dari shalat Subuh,
اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْماً نَافِعاً، وَرِزْقاً طَيِّباً، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik dan amal yang diterima” (HR. Ahmad, Ibnu Majah dan Ibnu as-Sunni)
Demikian beberapa doa-doa penting yang mencakup kebahagiaan dunia dan akhirat yang hendaknya kita panjatkan. Semoga Allah mudahkan kita untuk terus berdoa dan semoga ini bermanfaat. Wallahu a’lam
Komentar
Posting Komentar